menjadi anak perempuan pertama, berarti menjadi tumpuan harapan orang tua. begitu?
itu yang sekrang aku rasakan, kedua orang tua ku sangat berharap banyak pada ku, tapi cara mereka menyampaikan seakan-akan aku pasti mendapatkan hal itu, aku senang, mungkin itu akan menjadi do’a dan terjadi dikemudian hari, tapi tidak bisa dipungkiri itu sedikit memberikan tekanan pada diriku sendiri.
belakangan ini, mungkin mereka sadar kalau aku tidak memiliki kemajuan apa-apa..
aku sudah 22 tahun, tapi aku masih tidak tahu harus melangkah kearah mana, bukannya tidak mau. tapi aku sudah mencoba. mencoba membuka bisnis, berdagang dan lainnya, bukan sekali tapi sudah berkali-kali. tapi aku entah apa yang membuat aku tidak terlalu beruntung disetiap usaha ku.
dan sekarnag yang selalu dibahas ornag tua adalah, menikahlah dengan laki-laki yang, bla bla bla.. intinya mapan
aku tahu ornag tua menginginkan hal itu, itu do’a juga untuk kita, tapi kadang cara mereka menyampaikan seakan-akan, ‘kalo kamu tidak menikahi orang yang berada kamu mengecewakan kami’
setiap laki-laki yang kukenal kan juga selalu tidak disukai, itu malah membuat aku tidak ingin menikah, bukan tidak ingin, lebih tepatnya takut untuk menikah.

Eeeee Inget lu mati sendiri gak ajak2 orang tua lo… Masuk akal gak klo elu harus buat keputusan lu sendiri pilihan lu sendiri, menurutgw masuk akal karena kehidupan lu yg jalanin elu bukan ortu lu. Klo gw diposisi lu gw bakal yakinin ortu gw tentang itu
Halo
Saya juga anak pertama dan perempuan
Saya tau dengan jelas apa yang km rasain
Sejujurnya aku jg gatau apa yang harus aku omongin ke kamu
Krna aku pun juga buntu haha
Tpi ku rasa untuk dalam hal percintaan aku lebih beruntung, aku bisa menemukan laki laki yang menerima betapa hancur keluarga ku. Tpi bukan dengan begitu keluarga ku menerima dia seperti dia menerima aku haha. Lucu bukan? Cuma tetap aku lebih memilih dia di banding keluarga ku. Miris mungkin klo di dengar orang-orang yang tidak tau apa yang kita rasakan. Tpi ku rasa kamu harus mulai berdiri di atas kebahagiaan km. Kalau mereka tidak dapat menerima, diam kan saya. Cape memang rasanya. Tapi apa km mau terus berkorban demi mereka?