Mertua yang Terlalu Ikut Campur Dengan Rumah Tangga Ku

Saya mempunyai masalah rumah tangga yang dipicu pertengkaran dan orang tua dari istri saya ikut campur urusan rumah tangga.
Selama 3 tahun tinggal serumah, saya sering dimaki dengan kata2 yang kasar bahkan menurut saya sudah melebihi batas. kebetulan istri saya adalah IRT yg mana mungkin menurut saya dia hanya stress karena hanya mengurus pekerjaan rumah, akan tetapi hal itu malah semakin menjadi jadi hingga ada pertengkaran antara kami.

Kemudian istri lari ke tetangga dan menghubungi keluarganya. Besoknya istri saya dijemput keluarganya untuk diajak, pulang saya hanya bisa pasrah dan mengalah karena saya pikir dia butuh ketenangan untuk sementara ini. Akan tetapi 2 minggu berlalu kami ada sedikit miss komunikasi yg mana nomor wa saya diblock sehingga sewaktu saya menghubungi dia untuk mengajak berbicara secara baik2 tidak tersampaikan.

Pada akhirnya istri pulang ke rumah tetapi dengan keluarganya serta membawa mobil pick up untuk mengangkut perabotan rumah yang dia rasa miliknya. Mengetahui hal tersebut keluarga saya kemudian menemui mertua saya, yah tapi mertua saya bukannya menengahi atau memberikan saran yang baik untuk rumah tangga anaknya, malah menyuruh saya dan istri untuk bercerai, dengan keadaan istri saya hamil 4 bulan.

Awalnya saya ingin membicarakan baik2 tapi istri saya dengan emosi yang menggebu2 seperti sudah tidak ingin melanjutkan hubungan dengan saya. Karena yang mertua saya lihat, saya tidak mampu membahagiakan istri saya dengan alasan yang tidak jelas. Setelah itu malam hari istri menghubungi saya meminta maaf kepada saya mengatakan hal yang sangat2 berat untuk saya putuskan setelah apa yg terjadi di siang hari.

Ternyata istri saya masih memiliki rasa yang sama dengan saya, akan tetapi keluarga kami berdua terutama keluarga saya sudah terlanjur sakit hati dengan apa yang diucapkan oleh mertua saya serta setelah mengetahui kalau istri saya sering memukul saya. Jujur untuk permasalahan itu tidak saya anggap sebagai hal yang penting, karena memang itulah cinta saya dan pilihan saya sendiri jadi konsekuensi seperti harus saya terima. Juga karena ada tanggung jawab anak yang harus saya nafkahi,tetapi seakan2 semua sudah terlambat untuk diperbaiki.

Walaupun sebenarnya saya masih bisa menerima istri saya akan tetapi keluarga kami yg mungkin tidak bisa. Saat ini saya masih saling berkomunikasi secara baik setelah keributan antar keluarga kami, saya tahu penyesalan selalu datang belakangan tapi apakah harus saya menerima istri saya lagi dan untuk kesekian kalinya? saya harus menghadapi rumah tangga yang mertua selalu ikut campur. Saya merasa hancur sekali mengingat istri saya hamil dan saya tidak bisa berbuat apa2 setelah ancaman perceraian dari istri saya hingga mertua yang selalu menganggap remeh saya.

Tetapi setelah semuanya yg diucapkan istri kenapa ia meminta maaf kepada saya dan semua sudah terlanjur menjadi keruh.
Saya tidak punya siapa2 untuk saya jadikan teman cerita selain istri saya, jujur sekali saya masih sangat mencintai istri saya walaupun seburuk2nya ucapan dan perlakuan terhadap saya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *