ayah meninggal dan seketika keluarga ku menjadi berantakan

Berawal dari jaman Corona, di mana kakek saya meminta kepada ibu saya mengantar dia ke rumah sakit, tetapi setelah itu, om saya terkena virus tersebut, dan tertular kepada kakek saya dan tertular lagi kepada ibu dan ayah saya di saat perjalanan, seketika di karenakan ayah saya adalah seorang dokter, saya sekeluarga langsung check swab dan di suruh menunggu hasil nya
Di situlah almarhumah nenek dan kakek saya di bawa ke rumah sakit karena sudah Parah kondisinya sementara saya yg masih menunggu hasil tetap bersabar sambil bulak balik membeli buah buahan dan makanan untuk kakek dan nenek saya
Setelah hasil swab selesai, hasilnya positif semua, ayah saya, ibu saya, serta saya
Malam nya ayah saya mendapat gangguan pernafasan karna penyakit bawaan (asma) paginya saya langsung bersiap ke rumah sakit beserta ibu saya, niatnya sekeluarga akan di rawat di rumah sakit, tetapi kondisi saya dan ibu saya cukup lumayan baik dan hanya butuh istirahat, ayah saya yg hanya di rumah sakit
Saat perjalanan pulang saya mendapat kabar kalau nenek saya meninggal dunia…
Seketika sekeluarga sedih, bahkan kakek saya yg belum di kasih tahu nenek saya di mana terus menelpon dan bertanya tanya di mana istri dia
3 hari kemudian kakek saya di bolehkan pulang karna sudah membaik kondisinya, tetapi tidak dengan ayah saya, kondisinya semakin memburuk
Kakek saya di titipkan ke om saya di karenakan om saya sudah sembuh pada saat itu
Sekitaran 7 hari ayah saya di nyatakan koma.
Dan itu menjadi awal cerita paling buruk yg saya alami.

Tidak lama setelah itu, tepatnya 2 hari setelahnya, ayah saya di nyatakan meninggal dunia, dan di makamkan di Cirebon sementara saya di Karawang…
Karna almarhumah dari dulu sudah meminta jika dirinya meninggal mohon di makamkan di Cirebon karna Cirebon adalah tempat kelahiran dia

Ibu saya benar benar bersedih kehilangan suaminya dan bergegas mengantar jenazahnya ke Cirebon

Mulai saat itu, keadaan menjadi lebih buruk dari sebelumnya, di mana ibu saya sudah mulai berteriak-teriak karna adanya rasa cemas tentang pendidikan saya, mengingat saat itu saya tidak bersekolah karna adanya kesedihan

2 bulan kemudian ibu saya terus bilang “kalau ayah nya engga mati, ga bakal kayak gini” dan Kalimat tersebut berlangsung selama lebih dari 1 tahun hingga sekarang, bahkan ibu saya tidak ingin keluar, tidak ingin mandi, dan lebih banyak tiduran..

Saya akhirnya bersekolah, mengingat pendidikan itu penting, namun di sekolah, saya mengalami beberapa masalah seperti agak di kucilkan, dan ada acara yg lebih membuat saya cemas.
Dan sekarang, saya bingung harus ke mana, melanjutkan sekolah atau berhenti sekolah, di karenakan kecemasan saya yg berlebihan, saya juga sudah berniat untuk bunuh diri, di karenakan berfikir tidak adanya jalan keluar untuk masalah ini….
Saya benar benar pusing dan cemas serta depresi karna kehilangan seorang ayah dan kehilangan kehidupan saya yg benar benar bagus hilang karna adanya virus…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *