Aku adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Diantara 3 kakaku yg lain aku sangat penurut, aku tidak berani meminta sesuatu kpd ortu, tapi setiap kakaku salah kemarahan ortu pasti dilimpahkan juga padaku padahal aku ga tau apapa. Keadaan ekonomi keluargaku merosot akibat hutang yg dilakukan oleh kakaku yg pertama dan kakaku yg kedua juga terkadang suka minum minum, padahal mereka semua sudah bekerja, aku cape setiap aku butuh uang untuk keperluan aku harus mengalah untuk kakaku. Ibuku selalu marah padaku dan aku dituntut harus serba bisa, aku belajar mati matian hingga nilaiku bagus tapi aku tidak masuk ke univ negeri akhirnya aku masuk ke univ swasta, ibuku ngeluh kalau pembayarannya mahal padahal aku hanya mengikuti perintah kakaku untuk masuk ke univ tersebut, sebelummnya aku sudah bilang jika tidak mampu gpp aku ga akan kuliah di univ itu. Ibuku selalu berbohong kepada ayahku untuk keperluan sekolahku padahal uangnya dipakai untuk membayar hutang anaknya yg lain, ibuku dan kakaku juga selalu minta uang dariku padahal aku belum kerja belum bisa menghasilkan uang beda dengan mereka, akhirnya aku selalu menghemat uang jajan. Ayahku tukang selingkuh sehiingga membuat ibuku selalu marah dan mereka selalu bertengkar dari umurku 5 tahun, kala mereke bertengkat suaranya keras dan omongannya kasar, mereka juga suka marah dan memberitahu kebukuran masing masing kepaku, aku selalu bingung sebenernya diantara mereka siapa yg jujur dan bohong. Setiap mereka bertengkar aku selalu gemeteran hatiku ga tenang, aku pikir bertambahnya usia aku akan terbiasa dengan hal itu tapi nyatana aku selalu ketakutan. Setiap aku melerai mereka aku selalu bentak dan mereka bilang jangan ikut campur, tapi jika aku hanya diam saja dikamar kakaku marah karena aku tidak berguna jadi anak karena hanya diam saja saat mereka bertengkar, rasanya sesak cape. Aku selalu berusaha yg terbaik aku selalu mencoba untuk sabar tapi mereka selalu membuatku merasa tertekan dan sesak, aku tak pandai mengungkapkan perasaan sehingga biasanya aku cuman diam dan menahan tangis. Hingga suatu ketika aku melakukan kesalah, aku hamil tapi seseorang yg menghamili aku tidak tanggung jawab dan ternyata apa yg aku ketahui dari orang itu semuanya bohong, hatiku hancur dan pusing karena yg aku pikir dia baik ternyata dia adalah seorang penipu besar, aku ga tahu dia juga orang yg telah mencuri uang temenku yg jumlahnya hampir 16 juta di atmnya. Aku bingung dan merasa takut hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya, mengakhiri hubunganku dengannya dan rasa takut itu. Akhirnya aku memberitahu keluargaku dan keputusan yg diambil adalah tidak mempertahakankan bayinya. Aku ketakutan dan merasa aku sangat bersalah setiap hari aku memohon ampun dan setiap hari aku berdoa yg terbaik untuk anakku. Sampai skrg setiap mengingat kejadian tersebut aku masih bisa merasakan rasa sakitnya dan takutnya, setiap mendengar hal hal yg berkaitan aku masih merasa takut, sampai aku takut untuk menjalin hubungan dengan lk lk, karena setiap lk lk yang berada di sekelilingku tidak ada yg baik, termasuk ayahku dan kakaku. Akhir akhir ini aku selalu mengerjakan tugas sampai malam hingga aku selalu merasa ngantum sampai pagi, akhirnya ibuku selalu marah dan dia menganggap bahwa aku hamil lagi,saat mendengar itu aku langsung lemas dan nangis. Padahal aku selaku membereskan rumah mengerjakan pekerjaan rumah, jika sehari saja aku tidak melakun pekerjaan rumah ibuku bilang bahwa aku malas dan tidak pernah membantunya, trs hari hari seblumnya yg aku lakuin itu apa, padahal kakaku yg perempuan dia tidur sampai siang dan hanya tidur dan makan tapi ibuku tidak memarahinya. Sesak banget rasanya hingga aku teringat kata kata kakaku waktu kecil kalau aku itu cuman anak pungut walaupun itu perkataan dari seorang anak kecil tapi sampai sekarang aku masih mengingatnya, aku sering berpikiran untuk mati dan kalau aku mati aku mau organku di jual untuk melunasi hutang, ibuku juga selalu bilang kalau dia tidak mau punya anak sepertiku atau dia nyesel punya anak dan dia pernah berkata kalau aku sebaiknya mati, itu kata kata yg ibuku katakan saat dia marah. Aku ingin mengakhiri hidup jika memang itu bisa membuat keluargaku lega tapi aku selalu takut karena aku masih belum bisa memperbaiki diri dan karena aku telah melakukan dosa yg besar. Jika aku mati aku mau bertemu dan melihat anakku untuk mengatakan maaf. Sekarang aku masih ttp harus berjuang dengan memendam semua kesedihan yg dirasa. Tapi selalu memendam perasaan dan berusaha untuk baik baik saja menbuatku sesak.
