perhatian dan teman lah yang aku butuhkan sekarang

Hai. Aku laki laki dan aku benci diriku sendiri.
Kenapa?.
Karena tanpa sadar, aku membuat sangkar atau batas hidup untuk diriku sendiri.
Ini dimulai saat aku masi kecil. Aku dilahirkan oleh keluarga angkatku. Iyaa, aku di adopsi. Aku ga kenal ayah kandung ku, bahkan sekalipun tak perna melihatnya. Tapi ibu kandung ku kadang suka ke rumah keluarga angkatku. Tapi aku sedikit membencinya. Mengapa?.
Karena ketika ibu angkat pertamaku meninggal dia tidak tau itu. Dan bahkan ketika ayah angkatku menikah lagi, dia tidak tau sama sekali tentang itu. Hanya Itu aja dia tak tau, apalagi tentang aku?.

Akupun besar menjadi siswa berumur 8 tahun. Untuk anak seumuran begitu, pasti banyak sekali yang sudah bisa naik sepeda. Dan aku bukanlah orang yang bisa menaiki sepeda. Sudah puluhan kali aku belajar, tetapi selalu gagal dan gagal. Hingga kini, di umurku yang ke 17 tahun. Dimana orang orang seumuranku, sudah bisa naik motor. Apalagi aku tinggal di ibukota, sangatlah berat untukku. Aku selalu dan selalu terhantui oleh kelemahan terbesarku, bagaimana jika teman teman sekolahku tau?. Bagaimana jika tetanggaku tau?. Sunggguh malu diri ini, dan pasti bully ataupun terasingkan tak lama hadir di hidup ini.

Hei.
Aku takut.
Aku benci dengan mereka yang seolah peduli terhadapku, yang lalu tiba tiba menghilang tanpa kepastian.
Aku benci dengan mereka, yang dengan mudahnya membanding bandingkan masalah mereka denganku, dan merendahkan diriku ketika aku baru cerita sedikit masalahku.
Aku tak tau, apa yang harus aku banggakan akan diri ini.
Lahir sudah di buang, prestasi sekolahpun tidak ada, hanya sekedar anak aneh, cari perhatian, dan bertopeng ceria.

Hei.
Aku cape.
Aku selalu tersenyum dan ceria di depan orang banyak. Jujur, sakit. Bahkan untuk menangis sangatlah sulit. Haha, menangis untuk laki laki, sangatlah menjijikan dan terlihat lemah bukan ??.
Jujur, Sulit untuk membedakan mana yang sedih, bahagia, ataupun kecewa. Karena, hanya tawa yang bisa menghiasi muka dan hati. Walau bingung, tanpa tau itu tawa bahagia ataupun tawa kesedihan diri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *