menikah atau mengejar impian?

Hi, saya mengalami kebingungan yang berkelanjutan sejak satu tahun yang lalu. Saya saat ini bekerja di perusahaan swasta dan sudah kepikiran untuk resign karena beban kerja yang saya tidak sanggup menanggungnya. Namun, saya tidak berani resign kalau tidak ada back up jadi sy memutuskan untuk melanjutkan studi. mulai awal 2022, saya sudah mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi dan belajar test IELTS. saya mendownload aplikasi kencan online dengan orang luar cuma ingin meningkatkan skill speaking dan listening sy. Hingga pada akhirnya sy bertemu dengan seorang pria luar di app tsb.

Awalnya sy hanya menganggap teman dan kami berbicara (by call) hampir setiap harinya selama berjam-jam. Hal tersebut membuat kemajuan yang cukup signifikan bagi saya yang notabenenya hanya ingin memperdalam bahasa inggris saya. Hingga suatu ketika dia mengutarakan perasaan nya dan saya pun dengan gampang menerimanya. Sudah 6 bulan berlalu, dia menyampaikan bahwa dia akan ke Indonesia dan langsung melamar saya. Saya pun semakin bingung, mana saya juga menunda rencana studi saya. Ketika saya bilang bahwa saya ingin melanjutkan studi, dia berusaha menarik simpati saya dengan bilang tidak bisa hidup tanpa saya, dan hidup nya hampa bila tidak ada saya.

Saya terbuai dengan kata-kata tersebut namun di waktu yang sama, saya memiliki “trust-issue” yang sangat amat tinggi. Ketika saya mengutarakan isi pikiran saya, dia menangis, minta dikasihani, terkadang marah dengan mengatakan saya harus menuruti kata-kata dia. Dia merupakan pria yang baik, namun saya bimbang apakah dia red flag atau green flag. Selain dia yang “too good to be true”, dia juga ternyata saat ini masih menikah, walaupun telah pisah rumah dan akan cerai dibulan september ini, namun di oktober ini dia mendesak untuk menikahi saya dengan dalih dia tidak ingin jauh-jauh dari saya. Saya sangat bingung, saya masih memiliki mimpi untuk melanjutkan S2 namun saya juga mencintai dia. Saya berpikir jika saya memilih ego saya, bagaimana jika saya mendapat karma dan tidak akan mendapat pria sebaik dia, bagaimana jika dia sebenarnya emang tulus.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *