memiliki 2 tangan namun aku harus mengurus semua, bahkan menjadi tulang punggung keluarga

Saya akan coba ceritakan rentetan masalah yg saling terkait ini ya. Bukan berdasarkan kronologi waktunya, tp lbh ke sebab-akibatnya.
Jd pertama, saya mhs s3 yg sdg penelitian disertasi ttg burnout yg dialami tenaga kesehatan selama pandemi. Tdk seperti org pd umumnya yg ingin pandemi ini cpt usai, saya malah khawatir melihat tren covid yg membaik. Krn artinya saya harus berkejaran dgn waktu, harus sgra lulus sblm pemerintah mencabut status darurat covid. Untuk ganti topik sdh tdk mungkin krn beasiswa s3 saya terikat waktu dan secara finansial saya tdk siap membiayai sendiri.
Masalah kedua, saya harus menanggung finansial keluarga krn suami tdk punya pekerjaan/penghasilan tetap bahkan untuk kebutuhan pribadinya. Sebenarnya menurut saya suami saya cukup potensial untuk bisa bekerja lbh baik, tp dia didiagnosa anxiety yg membuat dia banyak sekali keluhan fisik psikosomatis shg tidak produktif. Saya jd tdk bs menuntut dia menjalani kewajibannya sbg kepala rumah tangga. Jujur saya merasa sdh terkuras secara fisik (krn mengurus rumah tangga + anak 15bln), juga psikis (sbg caregiver suami+ibu baru+mhs tingkat akhir), sekaligus finansial (jd tulang punggung keluarga).
Ketiga, menurut saya stressor utama suami saya adalah bapaknya yg toxic. Sayangnya, kami masih tinggal serumah dgn ortunya krn suami merasa blm mampu mandiri, bukan hanya soal kesiapan finansial tp jg soal mengurus anak yg terkadang saya msh dibantu ibu mertua.
Keempat, keretakan rumah tangga mertua saya. Bapak mertua selingkuh dan ibu mertua saya sdh tdk bs memaafkan krn sdh berkali2. Tp mungkin krn pertimbangan ekonomi, ibu mertua saya memilih bertahan d rumah yg dia ikut andil membangunnya (ibu mertua saya jg bekerja), meskipun harus makan hati sampai sakit2an. Suami saya semakin sulit meninggalkan rumah & membiarkan ibunya sendiri. Ibu mertua menolak usulan keluar dr rumah ini untuk tinggal mengontrak bersama kami.
Jadi walaupun tdk langsung, tp saya merasa masalah studi saya jg terkena dampak rentetan masalah2 yg lain itu. Saya harus bagaimana?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *