Panggil aku tyas, aku perempuan 21 Tahun yang bertumbuh dikeluarga muslim, namun pacarku kristen. Sejak kecil aku tidak pernah dikenalkan dengan ajaran lain selain Islam, mungkin ada baiknya tapi ada buruknya juga. Sebelum aku bertemu dengan pacarku, tepatnya pada umur 19 Tahun aku memiliki rasa ingin tahu dengan ajaran ajaran lain. Sedikit banyak aku memahami dan mulai membandingkan antara agama satu dengan agama yang lain. Entahlah apakah itu sebuah kesalahan namun pada akhirnya aku mulai nyaman dengan ajaran kristen. Aku merasa aku lebih dekat dengan Tuhan, bahkan merasa tentram. Saat itu aku masih berhubungan dengan pacarku yang beragama islam, namanya I. Dia pacarku yang kugandeng sejak aku SMA kelas 2. Aku menceritakan semua pada pacarku karena saat itu aku merasa hanya dia yang bisa kuajak tukar pikiran. Aku ingin pindah ke kristen. Sontak pacarku kaget dan langsung melarangku bahkan memakiku. Mulai kukurangi dan memaksa kembali solat, jujur aku tak menemukan ketentraman. Di Anniversaryku dengan pacarku yang ke 5 tahun yang seharusnya aku happy justru aku merasakan kepahitan. Aku dijebak oleh teman kakakku yang dimana dia kakak kelasku dan aku sudah menganggap dai sebagai kakak kandungku. Saat itu aku pulang kerja, kebetulan saat itu juga bulan ramadhan. Dia tiba-tiba chat kalau dia berada di dekat toko dimana aku bekerja saat itu, dia ingin mengantarku pulang. Aku bilang aku bawa motor sendiri, agak maksa dia nyuruh aku nitipin motorku. Kupikir karena dia khawatir. Di jalan dia bilang mau ngajak aku sahur bareng. Okelah, kupikir sekalian dia nganter aku kerja kan, soalnya aku besuknya masuk pagi. Diperjalanan pulang dia bilang, dia mau ngambil tas dulu di rumah kakaknya dimana rumah kakaknya itu deket sama rumahku jadi gaada perasaan curiga atau apa. Tadinya aku nunggu di dalem mobil, tapi dia bilang masnaya belum pulang kerja jadi nunggu dulu didalem rumah. Turunlah aku dari mobilnya dia kan. Disitulah aku sadar kalau aku dijebak, aku gatau kalau rumahnya kosong, aku mau turun karna kupikir masih ada istri kakaknya. Keperawananku direnggut malam itu. Aku sempat merasa gila dan aku merasa kotor. Perlahan aku mulai melepas jilbabku. Pacarku belum tahu kejadian itu, tapi dia merasa ada yang beda dari aku. Akhirnya dia berani pasang telinga dan mulai tanya ada apa. Mulai aku buka suara, aku cerita semuanya. Dia nangis, tapi dia bilang ga berani datengin si Ar (cowo yang udah ngrenggut keperawananku). Perlahan aku bilang “gaada yang bisa nerima aku lagi, aku cewe kotor, sampah, bahkan mungkin kamu gamau lagi sama aku”. Tapi dia bilang dia masih bisa nerima aku, tapi jika suatu saat ternyata aku hamil, dia gamau lagi sama aku. Sebulan, dua bulan aku masih merasa gila, kupikir dengan aku cerita sama ik aku bisa dikuatkan sama dia. Ar datang lagi dia bilang nyuruh aku ninggalin pacarnya dan mulai pacaran sama dia. Saat itu aku berfikir karna dia yang merenggut perawanku, jadi mau tidak mau aku akan jadiin dia suamiku kelak. Perlahan aku menjauh dari ik tapi ga kuberi kepastian untuk putus atau lanjut. Dia tau aku udah kencan dengan ar. Dia selalu membuntuti aku. 2 bulan berjalan aku kencan sama ar ternyata aku hanya dijadikan sebagai budak seks. Setiap hari minggu dia maksa aku buat berhubungan badan bahkan ketika aku haid pun dia ga peduli. Aku merasa kalo aku terusin aku yang bodoh. Pelan-pelan aku ngejauh dari mas ar. Dan aku balik ke ik, dia masih nerima aku, tapi sama aja, kupikir dia beda, dia ngajakin aku check-in setiap minggunya cuman buat menuhin nafsunya dia. Bulan Desember 2020 aku dikagetkan dengan ik membuka aibku yang udah ga perawan ke teman bahkan ke keluarganya, aku kecewa. Diiringi dengan aku kenal dengan cowo yang ternyata teman SMA ku dulu, namanya mark dia kerja di surabaya, dan rencara akhir taun dia mau pulang ke solo. solo memang bukan rumahnya. Dia asli medan, tapi dia ikut budenya di solo dari dia SMP. Dia ngajakin aku ketemu, setelah dia sampe solo. Tapi karna aku ingin tahu kota surabaya jadi aku nawarin dia buat jemput dia di surabaya. 29 Desember 2020 aku berangkat ke SBY naik mobil, karna aku udah merasa kotor, dan disisi lain aku nguji ini cowo, aku bilang check-in dulu trs besuk pagi berangkat ke solo. Dia menghargaiku sebagai seorang cewe, aku cerita semuanya. Dia nenangin aku dan nyuruh aku untuk perlahan lahan maafin diri aku sendiri, mulai berdamai dengan diri sendiri, dia kenal si ar, jika aku minta mark buat datengin ar, dia berangkat, tapi aku mencegahnya. Malam itu, aku dapat kabar juga ternyata ibuku selingkuh dan ketahuan sama bapakku. Karna saat itu cuman ada mark, kupeluk dia, dan terpaksa aku cerita semuanya meskipun itu aib keluarga. Lagi, dia nenangin aku. Dia balas pelukanku, tapi aku ga merasa ada nafsu disana. Aku nyaman.
Beberapa bulan setelah itu aku memutuskan untuk putus dengan ik dan menjalin hubungan dengan mark. namun dari pihak keluargaku melarangku. karena beda agama dan suku. adilkah? selain itu aku merasa aku seperti diberi petunjuk sama Tuhan, dari mark aku bisa minta dia ngebimbing aku biar makin deket sama Tuhan. Aku sembunyi sembunyi buat jalin hubungan sama mark. bukan hanya itu aku ibadah pun harus sembunyi. gaada yang mau dipihakku sekarang kecuali mark.
