Kalau harus bercerita aku bertemu dengan fase jenuh dengan hidupku sendiri. Rasa iri yang bertubi-tubi datangnya, keinginan untuk menjadi orang lain dan kemudian benci pada diri sendiri. Kedengarannya sangat jahat bukan tapi percayalah itu yang saat ini terjadi kepadaku. Aku seorang mahasiswa akhir semester 7 sekarang, tepatnya jurusan ilmu komputer…
Ohh percayalah jika ada orang yang mendengar jurusan ini semua orang akan menganggap semua jenis teknologi kami semua kuasai, sebenarnya tidak benar begitu. Aku hanyalah orang yang terperangkat dengan keharusan pilihan hidup. Keluargaku bukan keluarga kaya raya, sehingga saat memilih jurusan kuliah, aku tidak memilih jurusan yang benar-benar kuinginkan tapi ini adalah keharusan pilihan karena katanya lulusan ilmu komputer bisa dengan mudah dapat pekerjaan diluarsana. Persetan dengan impian yang orang sering katakan, aku sudah menguburnya jauh sekali.
Oh shitt air mataku keluar lagi saat menulis ini..
Aku hanya lelah dengan segala hal yang aku sendiri jalani. Aku tidak benar-benar menjalani dan mensyukuri hidup yang semestinya. Aku tak pernah benar-benar berusaha dalam hidupku sendiri, rasanya setiap hari hanya ada penyesalan demi penyesalan yang terus menerus berdatangan…
Apalagi saat ini, ada beberapa temanku yang seringkali ikut lomba dan juara dia tidak hanya dapat prestasi tapi juga uang penghargaan dengan jumlah besar. Aku iri sangat, aku juga sering ikut lomba seperti yang dia lakukan tapi keberuntungan tidak pernah seperti dia. Ada juga temanku yang sudah sangat ahli programming, buka jasa usaha mendevelop aplikasi mobile atau website dia selalu dapat uang yang besar dari hasil proyekan yang dia lakukan. Aku iri? sangat tentu saja. Tidak hanya itu ada juga teman-temanku yang membuka usaha sendiri dengan menjual gift hasil desain gambar yang dimasukan kedalam frame jadi bisa usaha mandiri. Aku? jangan tanya tentu saja aku ingin.
Di saat teman-temanku sudah bisa menghasilkan uang sendiri, dan aku yang masih bergantung dengan keuangan dari orang tua di situ rasanya aku makin merasa merana, mengapa masih menjadi beban keluarga? mengapa masih seperti ini saja sampai kapan seperti ini? tak hanya itu aku juga sering menemukan teman-temanku yang masih menjadi beban keluarga, maybe namun mereka masih santai-santai saja. padahal sudah semester 7 seakan tidak ada usaha untuk memperbaiki diri mereka sendiri. Jujur aku benci melihatnya, melihat anak yang berfoya-foya tanpa pernah mau berusaha.
Hanya seperti melihat diri sendiri di balik tindak-tanduk mereka setiap hari. Percayalah aku benar-benar iri.
Aku hanya ingin bisa membahagiakan orang tua, berhenti menjadi beban keluarga.
Tapi bagaimana aku sendiri pun dalam keadaan di mana aku hanya merasa terus dan terus terjebak.
Tak hanya masalah itu, aku tak punya tempat untuk membagikan semua keluh kesah ini. Di usia ke 21 tahun rasanya biasa kalau semua orang seusia ku sudah punya kekasih. Ya, kali ini aku iri dengan mereka yang memiliki kekasih tempat mereka bisa berbagi cerita dan keluh kesah. Aku iri dengan mereka yang punya tempat bersandar dan bercerita banyak hal. Percayalah single selama 21 tahun dalam hidup itu terkadang cukup membuat kita kesepian. Terjebak dengan diri sendiri dan berkali-kali menguatkan hati untuk menjadi tangguh bukanlah hal yang mudah.
Aku hanya ingin ada yang mengatakan kepadaku.
“Tenanglah semua akan baik-baik saja”
“Tenanglah kau masih punya aku,”
“Tenanglah saat dalam keadaan apapun aku akan selalu bersamamu,”
Aku ingin…
Tolong katakan itu kepadaku
percayalah suatu saat nanti orang yang kau cari bisa kau temui karena semua itu hanya masalah waktu
Hai, Setelah membaca curhatan kamu saya merasa ternyata ada hal yang lebih menyedihkan dari sebatas masalah masalah yang aku jalani.
Saya bukan orang yang hebat dalam berbicara, namun saya akan berusaha memberikan opini terbaik yang saya miliki.
ingat.
Semua itu bagaikan dinamika kehidupan yang secara terpaksa ataupun tidak – dan itu semua harus dihadapi. dan jangan sampai kesedihan membuatmu berputus asa
itulah mengapa penting untuk kita dalam memilih cara untuk merespon kesedihan itu, ingat dan tanamkan pada diri sendiri bahwa kamu gak bakal merasakan kesenangan jika tidak merasakan kesedihan. Bagaimanapun permasalahan itu, teruslah bersemangat karena semuanya pasti akan berlalu.
Jangan terus melihat ke atas, sesekali cobalah lihat kebawah agar kamu bisa merasakan rasa syukur dan merasa cukup. terkadang memang terasa sulit, namun kamu akan terbiasa.
terkadang ini tidak akan membantu tetapi hanya memberi tahu Anda “seorang pemenang adalah seseorang yang bangkit ketika mereka tidak bisa”
Pemenang tidak hanya untuk seorang pejuang, tetapi pemenang juga untuk mereka yang berusaha terlalu keras untuk sesuatu yang ingin mereka capai yang juga termasuk perasaan mereka sendiri. misalnya mencoba untuk menjadi positif, mencoba untuk menjadi orang yang bahagia, mencoba untuk tidak sedih. Dan jika Anda berusaha keras dalam hal ini, tetapi gagal, tidak apa-apa.. kamu hanya perlu mengetahui bahwa Anda telah menjadi pemenang.
Saya bangga padamu.
“Hidup ini warna warni, tidak mungkin hanya hitam putih saja. Jangan berharap selalu bahagia, jangan juga berpikir kesedihan akan selamanya.”
– Mario Teguh