Bagaimana Cara Berhenti Merancap?

Selamat Sore kawan-kawan, ijinkan saya untuk curhat mengenai kegelisahanku atas kecanduanku akan film Video Porno dan merancap selama ini. Saya pertama sekali menonton video porno pada saat kelas 6 SD, di handphone seorang laki-laki yang tinggal di dekat rumah saya. Awal saya menonton video ini begitu membekas di pikiran saya hingga saat ini. Tindakan saya menonton video porno untuk pertama kali itu awalnya hanya angin lalu saja, hanya membekas tidak sampai melakukan kegiatan merancap. Saya merancap beberapa bulan setelah melihat video porno tersebut, kegiatan itu dipancing oleh foto majalah bola yang menampilkan foto wanita yang berpakaian minim.
Memasuki masa SMP, kegiatan menonton video porno ini ternyata makin berkembang ketika teman saya menunjukkan situs download game yang ternyata di dalamnya juga memiliki situs video porno, saya download dan mulai ketagihan. Awalnya saya menyukai yang versi 3 menit, karena ukuran itu yang muat di HP saya, makin tahun meningkat ke 10 menit, 20 menit, 60 menit dsb. Berpindah dari situs porno lalu ke video porno di twitter. Walaupun demikian saya belum sampai pada tahap VCS, atau membayar untuk mendapatkan video eksklusif, walaupun niat beberapa kali muncul.
Awalnya saya tahan untuk tidak merancap 3 bulan sekali, tetapi makin lama durasinya menurun, sekarang saya hanya bisa untuk tidak merancap selama 3 hari, awalnya saya pikir hal ini biasa, tapi makin lama saya merasakan hal ini mengganggu saya. JIka tidak merancap, saya bisa keringat dingin, emosi tidak stabil, susah fokus, seperti merasa ada yang kurang. Apalagi kalau tidak sengaja membuka aplikasi instagram, twitter dsb yang tanpa sadar menampilkan foto perempuan sexy. Tanpa sadar alam bawah sadar mengajak saya untuk membuka video porno.
Saya mengoleksi video porno, dan saya mau hapus, tapi saya merasakan keraguan, saya butuh dorongan, dan saran.
Saran yang saya terima banyak yang berkaitan dengan banyakin ibadah, yang saya rasa kadang kurang memberikan impact lebih kepada saya. Teman-teman demikian, kisah kebiasaan saya dimana masih dalam proses berjuang. Mohon bantuan, doa dan dukungannya. Danke schon.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *