Halo, aku cuman mau curhat tentang kepahitan aku. Jadi, berawal dari aku TK. Anak-anak lain mungkin, masih polos di umur seperti ini. Tapi, tidak dengan aku. Aku kesepian, sampai tidak ada teman bermain untukku. Ibuku, hanya bisa mengobrol dengan temannya. Tanpa memikirkan anaknya, itu lah yang aku tidak suka. Masuklah aku, di kelas 1. Aku kira, di kelas ini aku akan mendapati banyak teman yang setia. Iya, mendapat teman tapi sehabis itu langsung difitnah. Ya, di kelas 1 SD aku sudah difitnah sampai 1 sekolah tidak menyukaiku. Aku difitnah, menggoreskan mata temanku sampai ia operasi. Mana mungkin, anak 1 SD tega melakukan itu kepada temannya. Dari situlah, aku dibully habis habisan sampai aku tidak mau sekolah sekitar 1 minggu. Jika aku curhat ke ibu bahwa aku dibully, hanya berkata “Halah, udahlah dek tinggal jauhin aja gampang kok, kelakukan kamu juga! NAJIS TAU GA IBU SAMA KAMU!”. Karna itu, sampai sekarang aku adalah orang yang sangat tertutup.
Aku adalah orang yang lembut, aku tidak tega menyakiti perasaan orang lain. Tapi, orang lain menyakiti perasaanku. Karna dulu aku masih kecil, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa tersenyum, dan membawa beban itu dengan sangat hati-hati. Dari dulu, aku sebenarnya orang yang periang sekali, bisa juga aku hyperaktif. Karna itu saja kelakuanku berubah. Selama 4 tahun aku menjalani kehidupan seperti itu. Sampai, aku berniat pindah sekolah saat ingin naik ke kelas 5 SD. Ternyata, di sekolah yang baru, sifat aku yang asli keluar. Mengasyikan, Ceria, Becanda dan sikap positifku. Memang, aku sedikit bandel dan keras kepala, tapi itulah yang membuatku unik.
Tapi, semenjak dikarantina. Sifatku berubah 180 derajat. Ibu dan keluargaku menjadikanku depresi berat. Dari sini lah, aku tahu apa itu bunuh diri. Aku melihat teman temanku yang sudah dialam sana, sepertinya menyenangkan. Tak berfikir apa pun, aku langsung melukai diri sendiri. Karna tidak ada yang peka, jadinya itulah kesempatanku. Aku menggoreskan tanganku dengan pisau, dan itu sangat membuatku senang. Aku melakukan hal itu sekitar jam 3 pagi. Karna sangat ketagihan aku menggoreskannya sampai leherku. Sebagian badanku dipenuhi darah, dan aku sangat senang. Tiba tiba, orang tuaku bangun karna ada darah yang masuk ke kamar mereka. Mereka kaget, bukannya dibantui, aku malah dicaci maki. 1 keluargaku menolongku ahkirnya, tapi aku mendorong mereka dan menyuruh untuk tidak menolongku. Aku sangat menikmati hal itu, seakan akan aku akan lepas dari semua ini. Mataku tertutup, pandanganku hitam dan akupun pingsan karna kehabisan darah.
Saat bangun bangun, aku sudah ada di rumah sakit. Baju dan tubuh keluargaku banyak bercak darahku. Aku kira, tadi aku sudah mau diangkat dan hanya menunggu dineraka. Ternyata, masih ada luka sayatanku tadi. Ibuku menangis tapi, semua anggota keluarga memarahiku. Mereka bilang aku gila, tidak waras lagi, dan tega membuat ibu menangis. Aku hanya bisa tertawa didalam hatiku. Padahal, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Sampai hari ini, aku sudah ada dirumah dan kelas 6 SD. Bukannya, orang tuaku kapok tapi aku lebih dikekang oleh mereka. Aku ingin mencobanya sekali lagi, tapi tak tahu harus melakukannya dengan apa. Jadinya, aku memakai jarum untuk menusuk jariku sampai membekas dan darahnya aku taruh di sebuah jar. Jika aku sedih, aku suka memotong rambutku, dari yang sepinggul sampai sebahu. Tolong, kasih aku saran. Bagaimana agar aku tidak kecanduan untuk melakukan ini semua. Aku ingin berhenti, tapi kondisi keluargaku yang tidak peka dan malah mengkekangku. Terima kasih salam Gracie ^^