Halo,
Saya perempuan dan saya jatuh cinta dengan suami orang.
Seumur hidup saya, tidak pernah sedikitpun saya ada keinginan untuk merebut sesuatu milik orang lain. Karena sejak kecil saya selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang saya inginkan dengan usaha saya, saya anak pertama dan saya sangat terbiasa mandiri dalam segala hal.
Suatu ketika, saya berkenalan dengan seorang laki” melalui aplikasi dating. Saya sering main aplikasi tersebut, hanya untuk have fun dan cari teman baru karena memang circle pertemanan saya sangat kecil.
Saya kenal dengan laki” ini tahun 2020 dan sejak awal dia yang selalu minta untuk bertemu tapi saya selalu cari alasan semata” hanya karena saya harus jaga diri dan hati saya. Sampai akhirnya karena laki” ini yang insist banget ingin bertemu akhirnya saya ketemu dengan dia.
Pertama kali kami bertemu, terus terang saya tertarik dengan dia. Cara berpikirnya, cara dia bicara dan sikapnya dia ke saya pada waktu itu. Dan to be honest, saya klik dia di aplikasi dating ya karena secara look dia tipe saya. Sampai akhirnya kami bertemu dan saya suka sama dia. Saya rasa begitu juga sebaliknya. Saya rasa kita sebagai manusia bisa merasakan apakah seseorang suka atau tidak suka dengan kita dan tulus atau tidak tulus dengan kita.
Sejak pertemuan pertama kami, dia sudah declare hubungan kami tidak hanya sebatas teman, tapi hubungan spesial pacaran. Dan ya karena saya juga tertarik maka saya setuju, tapi jujur saya belum benar” sayang dengan dia.
Selama beberapa bulan kami sering bertemu dan stay bersama juga. Saya tau itu salah besar. Dan jujur saya tidak menemukan hal yang mencurigakan. Sampai suatu ketika, saya sedang bermalam di rumahnya dan saya iseng besok paginya ketika saya pulang ke rumah saya browsing nama dia di internet. Dan muncul fakta bahwa dia sudah menikah 4 tahun yang lalu dan sudah memiliki 1 anak. Saya stalking semua tentang dia dan keluarganya sampai detail, bahkan sampai tempat istrinya bekerja dan tempat tinggal istrinya.
Dia dan istrinya dan juga saya masih tinggal di satu kota, hanya beda daerah saja. Dan jarak tempat tinggal dia dengan istrinya seharusnya tidak terlalu jauh, sekitar 1 jam. Tapi pertanyaan terbesar saya, jika memang mereka masih baik” saja kenapa dia harus sewa tempat tinggal sendiri yang cukup besar untuk dia bawa anak dan istrinya. Kenapa dia harus tinggal sendiri di rumah itu, kenapa semua barang”nya harus dia bawa ke rumah itu bahkan sampai dia menitipkan kendaraannya di kantor.
Akhirnya, saya langsung konfirmasi ke dia. Awalnya dia selalu menyangkal, sampai akhirnya pada akhirnya dia bilang bahwa dia sudah pisah dan tinggal sendiri. Sayangnya setiap kali saya minta bukti dari dia, dia tidak pernah memberikan itu. Namun jawaban dia selalu sama bahwa dia sudah berpisah dan tinggal sendiri.
Setelah pertemuan pertama kami, dia selalu bilang dia sayang dengan saya dan dia juga selalu minta saya untuk menikah dengannya. Dan saya iyain saja, karena memang saya pun juga sudah sayang dengan dia. Bahkan setelah saya menemukan fakta” tentang dia, dia tetap selalu bilang ke saya bahwa dia sayang dengan saya dan selalu meminta saya menikah dengan dia.
Jujur saya sangat sayang dengan dia, saya sadar saya salah karena dia mungkin saja masih suami orang. Awalnya saya berat untuk meninggalkan dia, sampai pada akhirnya saya berdoa dan Tuhan memberikan mimpi yang didalam mimpi itu saya dengan dia sedang ngobrol dengan orang tuanya dan orang tuanya berpesan kepada kami ‘Yang langgeng terus ya’.
Saya tidak tau apakah mimpi itu hanyalah sebagai representasi dari apa yang saya harapkan, atau memang petunjuk Tuhan. Tapi sungguh saya sangat menyayangi dia, dan begitu juga sebaliknya.
Akhirnya, setelah berbulan bulan saya mempertimbangkan untuk melepaskan dia, di bulan februari tahun ini saya memutuskan hubungan sepihak. Saya cut semua contact dengan dia. Tidak pernah sekalipun saya balas chat dia. Dan sampai akhirnya kami pun tidak berkontak selama 6 bulan.
Suatu ketika saya sadar, saya pikir dia sudah block saya dari kontaknya. Akhirnya, saya coba cari kontak dia dan saya mendapatkannya, tapi tidak pernah saya hubungi dia sekalipun selama 6 bulan. Saya hanya ingin simpan nomornya yang lain, in case one day saya rindu dengan dia.
Jujur satu bulan belakangan, saya rindu dengan dia. Saya masih sangat menyayangi dia dan dia masih selalu ada disetiap doa saya. Sekalipun saya berusaha untuk pasrah, namun saya tidak bisa membohongi hati saya jika saya masih sangat menyayangi dia.
Selama satu bulan belakangan, hati saya goyah saya mulai mempertimbangkan untuk kontak dia kembali tapi saya selalu mundur.
Sampai akhirnya 2 minggu kemarin, saya secara tidak sengaja bertemu 2 rekan kerja saya yang mereka berdua sangat agamis. Saya gak tau apakah ini benar atau salah, tapi mereka berdua secara tidak sengaja membaca kehidupan saya. Dan mereka berdua bisa benar” membaca laki” yang saya sayangi dengan sangat detail. Saya bukan tipikal orang yang percaya dengan hal seperti ini, saya adalah tipikal orang yang logis. Tapi mereka berdua, yang baru pertama kali saya temui dan kami benar” baru pertama kenalan nama masing” (saya sedang visit ke cabang mereka). Mereka berdua bisa benar” baca kehidupan saya terutama soal laki” yang saya cintai.
Dari semua teman saya, hanya ada 2 orang yang tau mengenai hal ini. Bahkan orang tua saya pun sama sekali tidak tau. Tapi 2 rekan kerja saya bisa sangat detail membuka kehidupan saya dan laki” yang saya cintai (mereka meminta ijin lebih dulu ke saya, dan karena saya penasaran dan heran mereka bisa tau semuanya).
Mereka berdua sama” bilang bahwa laki” yang saya cintai saat ini, yang juga adalah suami orang, dia juga sangat menyayangi saya dengan tulus. Menurut mereka berdua, laki” ini sangat kuat perasaannya untuk saya dibandingkan keluarganya. Mereka berdua juga bilang, bahwa ada jodoh untuk kami namun akan ada hal yang dikorbankan, dan saya paham itu apa. Sejujurnya, saya pun juga merasakan ketulusan sayang dan cinta yang diberikan laki” ini untuk saya karena saya pun juga tulus dengan dia. Meskipun ini salah, tapi saya tulus mencintai dia dan dia pun juga tulus.
Sampai pada akhirnya, beberapa hari kemarin saya mengalahkan hati saya dan chat dia kembali. Dan pengakuan dari dia adalah bahwa nomor yang lama ada di hp yang rusak dan semua data serta nomor hilang termasuk nomor saya, dan itu kenapa saya pikir dia blok kontak saya. Kami memutuskan untuk bertemu setelah 1 tahun kami tidak bertemu (kami terakhir bertemu setelah lebaran tahun lalu, namun kami selalu kontak. Kami memiliki kesibukan masing” sehingga sulit untuk kami sering bertemu. Dan akhirnya saya cut contact dengan dia februari tahun ini)
Pada pertemuan kami kemarin, sikap dan perasaan dia masih sama. Bahkan kata” dan permintaannya pun masih sama untuk saya, dia meminta saya untuk menikah dengannya. Dan sunggu saya hanya mampu berdoa dalam hati, semoga Tuhan memberikan waktu dan kesempatan untuk kami bersama seutuhnya.
Saya tau saya salah, saya tau jika sudah seharusnya saya meninggalkan dia. Saya pun juga tidak akan membela diri. Namun saya pun juga manusia. Saya mencintai dia dengan tulus dan juga sebaliknya. Saya tidak mampu membohongi hati dan perasaan saya bahwa saya masih berdoa untuk dia, bahwa saya masih meminta dia disetiap doa saya untuk Tuhan.
Saya sadar, jika kami sama” melanjutkan hubungan ini akan ada hal yang dikorbankan. Tapi saya pun juga berhak untuk bahagia, dan kenyataan pahit yang sering dilupakan orang” adalah bahwa setiap kebahagiaan ada hal yang harus dikorbankan. Dan terkadang banyak yang lupa, bahwa hidup ini tidak akan pernah adil untuk siapapun.
Sampai dengan detik ini, saya masih terus berdoa dan meminta Ridho Tuhan atas laki” yang saya cintai. Saya hanya mampu pasrah kepada Tuhan.
Saya harap, semoga tidak ada yang mengalami hal rumit seperti saya …
Mungkin ada yang bisa memberikan masukan, barangkali bisa menjadi pertimbangan saya
Kalo dia rela ninggalin keluarganya demi lu, berarti dia juga bakal rela ninggalin lu buat selingkuhan barunya nanti. But, it’s only my opinion yaa