istriku membagi perasaannya kepada pria lain

Hi semua, namaku Ru. Aku seorang suami pertengahan 40an. Sudah menikah hampir 10 tahun dengan 2 anak laki-laki yang lucu dan sudah bandel2…hehehe… Sebelum menikah, aku dan istriku (Ra), dikenalkan oleh teman SMP ku sbg sepupunya. Kami pacaran hanya sebentar, krn waktu itu kami merasa sudah cukup usia, ya trus kami menikah. Sebelumnya status kami duda (1 anak, ikut mantan istri) dan janda tanpa anak. Aku tidak pernah tahu mengapa dia pernah bercerai, tidak pernah bertanya krn prinsipku yg penting apa yang akan kami jalani ke depannya, bukan masa lalu. Aku bahkan tidak tahu siapa nama mantan suami nya. Tidak penting menurutku. Sedangkan aku, well, aku pernah melakukan kesalahan pada mantan istriku, tetapi stlh aku sesali, aku berusaha berubah. Mgkn detail nya di kesempatan lain, singkat cerita, hal itu ya ada hubungannya dengan wanita lain waktu itu. Stlh kejadian cerai itu, aku bertekad kalau pacaran dan menikah lagi, hanya dia the only one. Alhamdulillah sampai sekarang aku tidak pernah noleh2 lagi ke wanita lain selain wanita yg jadi istirku sekarang, Ra.
Namanya juga pernikahan, ada cobaan. untuk dapat anak pertama, kami sempat mencoba bayi tabung dan operasi yang diperlukan, termasuk miom pada Ra. Bayi tabungnya gagal. tapi dokternya mengobati dengan di cek lagi rahim nya Ra, dan stlh nya berhasil natural. anak ke dua juga tidak sulit.
Aku sendiri org nya disiplin tinggi, cenderung keras, tidak banyak bicara. sedangkan Ra org nya lebih ramah ke org lain. Dia cantik, sexy, dan aku tahu banyak yang mendekati dia. baik teman atau rekan kerja. Kita kerja berbeda kantor dan beda jenis usaha. Jadi ya mmg cerita2 ttg kerja, kurang bisa kasih masukan detail krn tidak bisa tahu detailnya masing2. tapi kita sering cerita, dan aku biasanya kasih masukan secara umum ke dia kalau diminta pendapatku.
Tidak pernah ada masalah sampai Januari kemarin. Sebenarnya pada bulan Des kemarin, ada org kantor nya (atasan tidak langsung), minta ketemu di cafe utk bertemu salah satu petinggi pemerintahan. Ra di PNS. Ya, spt biasa Ra bertemu. Biasa saja benarnya. Katakan nama atasan tidak langsung itu adalah Ibnu. Ibnu ini ring 1 salah satu mentri, tp bukan dirjen. Saya bantu belikan mesin kopi utk Ra taro di kantor nya Ibnu. Awalnya semuanya biasa saja.
Sampai bulan Januari. suatu ketika, aku melihat Ibnu mencoba Wa video call Ra stlh Ra pulang kerja dan makan2 hanya sama teman nya, Di, temannya di kantor sejak lama. Jam 10 malam. Aneh, kok video call. gak pantas menurutku, krn org dirumah khan sudah lbh nyantai. kl mau call ya call biasa saja. lagian buat apa video call. dan Ra berjilbab, kl di rumah pasti sudah di lepas. aku diemin aja, tapi segera slth call itu, ada WA nya. waktu itu notifikasinya masih di on kan Ra. “Mas sampe rumah makan lagi. Kamu makan lagi tidak?” itu isi WA nya Ibnu. ih, aneh, atasan kok membahasakan dirinya mas ke bawahan nya, walau tidak lgs. kalau Ra yg memanggil mas, wajar. tapi kl kita membahasakan diri ke org lain mas, kurang elok menurutku, kecuali pacar atau suami nya. Ya besok nya aku tanya dia, kmrn makan sama siapa saja. Aku buka HP nya (kita tahu password masing2 HP). WA dari Ibnu sudah di hapus. miss call WA video call nya juga dihapus. kau tanya, knp dihapus. aku interogasi dia. dia akhirnya bilang kalau makan2 nya mmg ada Ibnu. Ibnu spt beberapa pejabat lain di situ, agak genit ke Ra, tapi Ra tidak menanggapi dan sikap nya ke Ibnu hanya karena menjaga hubungan baik. Apalagi Ibnu ini di beberapa kaitan, ada hubungan nya dengan proyeknya Ra saat ini yg nilainya besar banget (>1T lah). krn tidak ada WA apa2, aku bilang aku wajar kalau curiga. kamu tidak bisa membuktikan kalau km tidak menanggapi, tapi juga tidak bisa mengatakan tidak khan? Ra setuju. dia bilang kalau tidak akan bersikap tidak professional ke Ibnu.
aku tak pernah ungkit2 lagi, krn aku bukan org y cemburuan pada dasarnya. tapi di pertengahan Februari, aku tiba2 lihat WA nya Ra di laptop nya (terbuka sendiri), yg isinya kalau Ibnu ingetin Ra untuk banyak2 doa stlh puasa senin kamis (kami berdua rutin puasa senin kamis), Ibnu manggil Ra dengan “Hon”, Ibnu bilang, akan jaga jarak, pake masker double (WA nya spt nya stgh saja, yg sebelumnya di delete), Ra juga menanggapi dengan kata2 sayang ke Ibnu. Ibnu minta call, ra ingetin jangan vicall. pas waktu itu Ra telponan sama Ibnu ternyata d ilantai 2 rumah kami. aku foto WA laptop itu, aku send ke ra dengan kata2 “Why?” Aku marah, ingin menangis rasanya. Aku cinta, sangat mencintai Ra more than anything. Prinsip ku pernikahan itu yg utama karena kami saling mencintai, bukan pernikahan karena anak2. Saling mencintai, setia, jujur. Anak2 akan ikut dalam cinta kami, itu kataku selalu ke dia. Malam itu aku ingin lgs pulang ke rumah Ibu ku, aku sdh kemasi koperku. karena itu bukti kalau Ra ada hubungan dgn Ibnu, tidak tahu sampai berapa jauh. Akhirnya aku kunci ra di luar kamar tidur. dia tidur di kamar anak2. aku menangis semalaman, tidak bisa tidur. tidak menyangka kalau ra akan spt itu ke aku. besoknya kami akhirnya bicara. dia menyesali tindakan nya. dia bilang spt itu ke Ibnu karena mmg sedikit merayu Ibnu supaya approval di kerjaan nya dia di support Ibnu. nothing more than that, dan tidak ada hubungan apa2 lagi. dia reaktif saja, krn Ibnu spt itu ke dia (rada genit). aku pernah ditunjukkan WA teman atau atasannya yg lain, genit juga ke dia, dan ra selama ini tidak pernah menanggapi. krn tidak ada apa2, lagi, aku percaya, krn aku cinta ra. aku stay di rumah. aku WA si Ibnu dan bilang jangan mengganggu istri ku, jangan bersikap tidak pantas ke ra, kalau perlu aku laporkan atasannya. Ibnu mengelak bilang “hon” dan sayang itu lumrah dalam pergaulan (iya kah?? ke istri orang??). aku bilang, jangan ada hubungan apa2 lagi ke ra. ra juga WA ke ibnu bilang kalau ada pekerjaan lewat atasannya ra saja, tidak lgs ke ra. tapi dalam minggu depannya, aku menemukan, screen capture yg dibuat oleh ra sendiri, yg sudah dia delete. aku menemukan di trash galery photo HP nya. isinya lebih dari itu. Ra mengucapkan selamat valentine. manggil ibnu Dear, moonlight, sunshine, dear love, kangen2an, berharap mereka “shall meet in eternity”, dan rayuan lainnya. Ibnu juga memanggil yg sama. Hon, dear, bahkan bilang yg aku quote”Berarti sdh sangat siap menghadapi kejantanan masmu ya”. Allohuakbar. aku marah besar. ra bohong ke aku sblm nya. dia bilang reaktif saja. tapi beberapa WA, ra dahulu yg memanggil ibnu spt itu. aku tanya sdh apa saja mereka, ra bilang hanya WA saja. aku gemetar, antara marah, kecewa, sedih, patah hati. Aku minta Ra janji, demi Alloh, tidak berhubungan dengan Ibnu lagi, untuk hal apapun termasuk kerjaan. dia berjanji (lagi). stlh itu, aku berusaha menjadi yg terbaik utk ra, aku tidak banyak mengomentari dia kalau dia sedikit prokes (biasa aku komentari), aku perbanyak interaksi ke dia, ngobrol. aku tahu pasti ada yg salah sampai ra spt itu ke aku. ra pun lbh mesra ke aku. tidur kami lbh sering berpelukan dan dia lbh sering memanjakan aku. bilang minta maaf, dia telah teledor, aku adalah yg terbaik dan dia hanya cinta aku, hanya kangen kepadaku. hampir sebulan tidak ada lagi WA aneh2, atau capture-an aneh2. nomer nya ibnu (bbrp nomer) juga di block di WA dan phone call. tapi entah kenapa, hati ini tidak tenang. aku bingung hrs spt apa, akhirnya aku putuskan melakukan hal yang tidak terpuji. aku sadap phone nya ra. aplikasi yg bisa lihat WA dll. aku melakukan nya hanya karena aku tak ingin kehilangan dia. aku akan melakukan apapun utk mempertahankan dia, apalagi ra bilang dan dari sikapnya, aku tahu dia masih mencintaiku.
Awal penyadapan, aku merasa goblok, bayar mahal2 utk hal yg gak penting. ra sdh tidka aneh2 lagi menurutku. tapi tiba2 ada Telegram kali ini, nomernya juga beda. dari si ibnu. isinya ya sama2 juga. sayang, honey, icon kiss, Ra bilang Ibnu utk hati2 krn hp nya sering aku pegang, feeling nya ra kuat ke ibnu (makanya tau kl ibnu akan telegram), dan bilang “I miss you actually”. tulisan nya ibu tidak terlihat. krn app sadapan nya ya bukan yg terbaik kali ya. tapi ada screen capture, isinya ya sama spt biasanya. dan ada lagi, ra ternyata punya 1 telpon lagi, rahasia. aku minta ra menunjukkan telpon itu, bilang kl ambil di kantor tengah malam pun aku ok. tapi ternyata ada di mobilnya ra. aku buka, ra pun tidak kasih password, hanya disembunyikan di mobil. tidak ada isi apa2, semua sdh ra hapus. dia mengaku kalau hp itu diberikan oleh Didi utk bisa kontak2an sama ibnu. riwayat call saja tidak ada. awalnya aku sita telpon nya, tetapi kmdian aku bilang utk kembalikan ke didi, krn phone itu bukan milik ku. tapi aku marah besar, aku bilang kenapa dia bohong dan melanggar janji nya lagi. Dia berjanji lagi utk tidak kontak, bahkan tidak berteman lagi dgn Didi, yg aku bilang pengaruh buruk ke dia (Didi ini sdh menikah, dan berhubungan dengan Dirjen nya Ra). ra janji lagi, demi Alloh lagi, tidak berhubungan dgn ibnu, baik pribadi aau kerjaan. aku luluh. krn selain cintaku ke ra tanpa batas, aku juga melihat kalau ra mencintaiku, tapi aku bilang, dia ada hati dgn ibnu. itu akan dia perbaiki katanya. dia tersinggung aku sadap, tapi aku bilang, aku melakukan itu ya demi mempertahankan dia. aku tak ingin dia sampai diperkosa atau melakukan hal yg lbh jauh lagi. aku cabut sadapan nya. janji tidak memasang lagi. kemudian kami pun memperbaiki sikap2 kami, kami lbh sering nonton tv bersama spt awal2 menikah, ceirta2 dan komentari tv. semua jadi indah. tapi…
entah kenapa, aku masih tidak…tidak enak perasaan nya. aku merasa, ra sudah ada perasaan yg kuat ke ibnu. aku diam2 pasang lagi sadapan nya. pertama kali aku melanggar janji. awal2 spt yg pertama. merasa goblok krn mencurigai ra. tapi…
kemudian ada rekaman telpon antara ra dan ibnu. ra merayu2 ibnu karena ibnu nya pura2 ngambek. mereka mau buka puasa bersama, tapi ibnu nya sdh hrs keburu rapat dgn mentri. jd ibnu nya ngambek (pura2 kali). ra berkali2 berusaha telpon ibnu karena gak diangkat2. ra pun pas pulang mood nya bete. ra merayu ibnu bilang “org kampung ganteng”. suara dan nada nya majna. aku marah besar, aku bilang kali ini aku akan pulang ke rumah ibu ku. aku minta maaf menyadap ra lagi, tapi semua krn aku sangat sangat mencintai dia. dia menahanku. seumur2, aku baru kali ini mendorong dia, tidak sampai jatuh. dia menangis2 dan bilang akan melakukan apapun utk menahanku dan dimaafkan. dia bilang masih mencintai aku. aku bilang, cerita ke mama mu, km ngaku ke mam kl hal ini semua. malam itu juga ra telpon mama mertua ku. ra mengaku salah. mama mertua ku marah besar ke ra. ra diomelin besar2an sama mama. aku sampai menangis di telpon itu. apa salahku. aku sdh mencoba merubah sikap lbh baik ke dia, tapi ra masih mencari ibnu. apa kekurangan ku, aku tanya. ra bilang tidak ada yg kurang. dia yg salah. dia minta maaf. kali ini, dia berjanji demi Alloh, demi mama, demi anak2 kami bahwa dia tidak akan kontak apapun ke ibnu, dalam keadaan apapun. dia blok juga Didi, krn supaya tidak ada pengaruh buruk Didi ke dia. aku memaafkan? pasti. krn keluarga itu harus saling memaafkan, cinta itu memaafkan kl menurutku. aku cabut lagi sadapan app nya. aku kasih tau file apa di HP nya yg sbg penyadap itu. kita hapus sama2 dan ra dapat mengawasi kl aku pasang lagi. but…
the feeling is still the same. dgn merasa goblok dan berat hati, aku beli app lain. moga2 lbh bagus. benar. mmg lbh bagus. dapat merekam suara disekitar hp. pertama2, ya merasa goblok. semua baik2 saja. ternyata…blm seminggu dari janji nya dia, ra sdh kontak ibnu lagi. sekertarisnya ibnu memberikan telpon lagi ke ra. aku tidak bisa mendengar suara ibnu, tapi suara ra terdengar. yg terdengar mmg tidak implisit bilang “i miss you” tapi seperti menjawab “what do you think I’m not? of course, today, tomorrow..” mgkn krn telpon2 an nya di kantor yg terbuka dan banyak org. walau spt nya org kantor nya, anak buahnya ada yg tahu hubungan mereka, krn sering diminta kirim ini itu ke ibnu/ra.
ra bilang gak suka org galak, dll. nada suara? pelan (krn mgkn dikantor) dan manja.
Ra baru2 ini mendadak hrs keluar kota, mau swab pun pamit di telpon itu ke ibnu. mmg ra juga pamit ke aku. sikap ra sebenarya tidak berubah ke aku. tetap mesra, manja, dan baik ke aku. kalau aku mmg selama ini lbh aku yg ngopeni dia, nyiapin handuk utk mandi, makanan, masalah keuangan keluarga (tagihan dll), belanja2 (kl belanja mingguan, kita lakukan berdua), memilih menu masakan, membuat kopi kl pagi. aku gak pernah memasalahkan krn rumah tangga itu equal, gak ada yg hrs kerja di dapur, lbh banyak drpd yg lain, menurutku.
Pas mau keluar kota ini pun suara ra ke ibnu bilang kalau ra tidak mau bawa hp satunya lagi. resiko. dia sudah capek jadi maslah terus, takut ketahuan. dan memang tidak dibawah. tapi ternyata, ibnutidak kurang akal, dia nitip ke anak buah nya ra, HP nya. entah bgm anak buah nya mengambil HP itu. di perjalanan kmrn, aku dengar ra telpon an sama didi gn telpon lainnya itu. ra bilang benernya ra capek dgn keadaan ini. ra tahu dia salah. tapi aku tidak mendengar kalau ra akan stop sama ibnu. ra merasa bahwa keduanya (aku dan ibnu), skrg spt berkompetisi dan saling kompetitif. spt nya ra menyukai itu. kalau kami masih pacaran, aku terima. tp ini kami sdh menikah. harus kah dia bersikap spt itu?
Alhasil spt nya pada malam hari tadi, ra tidak telpon an sama ibnu, krn ra matikan telpon nya. tapi dengan aku, kita bbrp kali video call, baik saat buka puasa, maupun malam stlh nya sebelum aku tarawih. kita cerita panjang lebar. aku mencoba bersikap biasa ke ra. berharap kali ini, Alloh menjawab doaku, agar ra kembali sepenuhnya kepadaku. kami bercanda baik2 saja. aku pun senang, berbunga2, karena ra spt nya mulai mencuekkan ibnu walau ada fasilitas telpon rahasia itu. stlh itu ra tidur, krn kecapekan. aku juga. saat terbangun aku kirim pesan ke ra. ra juga membalas nya pas dia terbangun. tidak ada telponan antara ibnu dan ra sama sekali. aku tentu senang dan mengucap Alhamdulillah…
yang aku bisa lakukan skrg hanya bersikap biasa saja, melihat beberapa hari ke depan, berharap kali ini Alloh, yg Maha membolak balikkan hari seseorang, menyadarkan Ra. kembali ke aku sepenuhnya. cintanya, rindunya, manja nya hanya ke aku. kali ini aku pasrah memantau saja dulu. kalau kejadian lagi pun, aku bingung hrs apa. sdh capek marah2. berharap dengar ra telponan ibnu dan bilang “b@ng$@t, pergi kau dari hidupku selamanya”. atau pailing tidak cuekin ibnu saja, dan balikin hp nya ke ibnu. no contact at all…semoga itu yg terjadi. aku berharap, jika dosa masa laluku, jika hrs dibayar di dunia ini, lgs saja ke aku ya Alloh, jangan lewat keluargaku atau jangan sampai ra melakukan kesalahan dan dosa yg sama. apalagi dia sdh berkali2 berjanji atas nama Alloh dan berkali2 dilanggar juga. aku mohon Alloh memaafkan kami semua.
Aku tahu sadap2an itu sangat sangat salah, tapi semua itu demi agar ra kembali kepadaku, kepada kami keluarga nya. dan aku berharap ra kali ini benar2 kembali cintanya, rindunya, dan manja nya hanya kepadaku….
terima kasih bisa curhat panjaaaaaaang lebaaaaar ini yg gak jelas. krn aku tidak bisa cerita ke teman cowok, kalo ke teman cewek juga gak pantas menurutku, jadi selama ini aku hanya diam saja, hanya bisa dengerin lagu2nya Alm Didi Kempot, ataupun the Platters (The Great Pretender) dan Saskia & Serge (Don’t tell me story)…oldies ya… kenangan kasetnya Alm. Bapak ku…
Terima kasih bisa curhat…semoga doaku terkabul, krn aku sangat sangat mencintai Ra, dan hanya Ra…

1 thought on “istriku membagi perasaannya kepada pria lain”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *